Senin, 18 Maret 2013

KASUS YANG BERKAITAN DENGAN METODE ILMIAH -


NAMA     : FIFI ELLIN
NPM        : 12210769
KELAS    : 3EA13
UNIVERSITAS GUNADARMA

METODE ILMIAH
Metode Ilmiah adalah proses kegiatan ilmiah (pengumpulan dan penyusunan bahan tulisan) ini meliputi :
a. Studi kepustakaan Untuk membuat karya ilmiah, langkah awal yang harus dilakukan adalah studi kepustakaan. Namun, sebelum melakukan studi pustaka, kita menentukan topik apa yang kira-kira akan kita teliti. Kita bisa mencari berbagai sumber bacaan dari buku-buku maupun jurnal-jurnal yang ada. Sesudah menemukan berbagai pustaka yang sesuai dengan topik yang akan diteliti, kita mulai merangkum inti tulisan (annotated bibliography) dari tiap kepustakaan. Dalam membuat anotasi pustaka, sebaiknya data-datanya ditulis lengkap : – Nama pengarang, tahun terbit, judul tulisan/buku, nama penerbit, kota penerbit, edisi keberapa. Bila ada kutipan, diambil dari halaman berapa. – (untuk jurnal) nama pengarang, tahun terbit, judul karangan, nama jurnal, nomor, volume, dan nomor halaman harus disebutkan secara lengkap dan benar.
b Perumusan ide/ permasalahan, yang merupakan bagian dari pengantar Perumusan masakah yang baik harus diberi konteks sebelum masalah dipaparkan dan alasan penelitian dikemukakan. Yang dimaksud konteks disini adalah penggambaran latar belakang sampai timbulnya permasalahan. Perumusan permasalahan memuat alasan mengapa penelitian perlu dilakukan, dan biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
c. Perumusan hipotesis Hipotesis dirumuskan berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu dan hasil penelitian yang diharapkan. Menurut (Loeke, Spirduso,dan Silverman, 1987; dalam Rudestam & Newton, 1992), hipotesis yang baik harus : o Bebas dari kedwiartian (arti ganda) o Mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih o Berimplikasi tes empirik
d. Perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistik Perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistik dibuat dalam proposal/ usulan penelitian. Hal ini berguna untuk mempersiapkan, memperbaiki, menambah, dan mengurangi variabel yang akan dikumpulkan selama penelitian. Sebaiknya perumusan hasil yang diharapkan dan analisis statistik dilakukan dengan membuat tabel-tabel. Hal ini akan membantu format pengumpulan data dan pemasukan data ke komputer sebagai data base yang akan diolah lebih lanjut Sumber : Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis; PPM Jakarta. LAPORAN ILMIAH Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993). Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode ilmiah.
1.1. Masalah yang dibahas dalam tulisan ilmiah dapat berupa : a. Hasil penelitian. b. Hasil pengamatn. c. Pengalaman nyata. d. Hasil pemikiran.
1.2. Jenis Laporan Ilmiah.
a. Laporan Lengkap (Monograf). Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis. Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah. Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap. Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi- materi yang terdapat dalam laporan lengkap.
c. Laporan Ringkas (Summary Report). Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
1.3. Sistematika Laporan Ilmiah.
a. Judul.
b. Daftar Isi.
c. Prakata.
d. Pendahuluan.
e. Teks Pokok dalam Tubuh Karangan.
f. Pengutipan.
g. Referensi.
h. Catatan Kaki.
i. Tabel,Grafik,Bagan,dan Gambar.
j. Bibliografi.
k. Lampiran.
l. Indeks.
Sumber : Bahasa Indonesia yang Lugas dalam Lapisan Teknis, karangan : E. Zaenal Arifin, penerbit : Akademika Presindo Jakarta

RANCANGAN USULAN PENELITIAN
Cara paling mudah untuk menjelaskan metodologi adalah berdasarkan kronologi penelitian. Akan tetapi teknologi belum tentu harus diikuti, terutama bila ada metode yang berhubungan yang harus dijelaskan bersama-sama (Day, 1979). Yang perlu diingat, apapun metodologi penelitian yang kita pakai, harus kita paparkan. Dalam menjelaskan metodologi penelitian, kita harus memperhatikan reliabilitas dan validitas. Reliabilitas adalah kemampuan mengukur untuk mendapatkan hasil-hasil yang konsisten. Sedangkan validitas menunjukkan bahwa ukuran pada dasarnya mengukur apa yang pokok-pokok untuk diukur (Rudestam & Newton, 1992).

UNSUR POKOK
RANCANGAN USULAN PENELITIAN
Rancangan usulan penelitian untuk disertasi sekurang-kurangnya memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut :
1. Bagian Awal
a. Judul penelitian yang direncanakan akan dilakukan.
b. Identitas penyusun rancangan.
c. Tanggal pengajuan rancangan ke Program Pascasarjana.
• Bagian Utama Bagian utama meliputi :
a. Rasional dari judul yang dipilih.
b. Perumusan masalah, telaah pustaka dan penelitian terdahulu.
c. Tujuan dan kegunaan penelitian. d. Kerangka pemikiran teoritis.
e. Rancangan hipotesis, jika dipakai.
f. Metode penelitian.
g. Hasil yang diharapkan dan masalah yang diantisipasi.
h. Jadwal penelitian.
2. Bagian Akhir
a. Daftar pustaka sementara.
b. Daftar riwayat hidup penyusun rancangan.

ISI RANCANGAN USULAN PENELITIAN
A. Bagian Awal
1. Judul Judul rancangan usulan penelitian diketik dengan huruf kapital. Judul hendaklah cukup ekspresif menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak diteliti.
Di bawah judul ditulis kalimat : Rancangan Usulan Penelitian Untuk Disertasi
2. Identitas Penulis Nama : hanya huruf-huruf pertama yang diketik dengan huruf Kapital.
3. Tanggal Pengajuan, ditulis :
• Bagian Utama
1. Perumusan Masalah Dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi, unsur pokok perumusan masalah ini mempunyai peranan lebih penting dari unsur-unsur pokok lain. Didalam perumusan masalah inilah akan terlihat kesiapan akademik penyusunan rancangan usulan penelitian itu.
Unsur pokok perumusan masalah ini sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Penjelasan mengenai mengapa masalah yang dikemukakan dalam rancangan usulan penelitian untuk disertasi itu dipandang menarik, penting dan perlu diteliti.
b. Beberapa bukti bahwa masalah tersebut belum ada jawaban atau pemecahan yang memuaskan.
c. Letak masalah yang akan diteliti itu dalam konteks permasalahan yang lebih besar. 2. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Dalam fasal tujuan dan kegunaan penelitian ini disebutkan secara spesifik tujuan-tujuan apa yang dirancangkan akan dicapai dalam penelitian itu dan kegunaan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang dirancangkan.
3. Kerangka Pemikiran Teoritis Fasal kerangka pemikiran teoritis memuat garis-garis besar pemikiran teoritis, termasuk telaah pustaka yang akan menuntun penyusun dalam membangun teori yang akan disajikan dan diuji dalam rangka penyusunan disertasi.
4. Hipotesis Hipotesis, jika ada, hendaklah dirumuskan dengan tepat dan jelas dalam kalimat berita (kalimat deklaratif) tentang sikap ilmiah yang diambil terdapat masalah yang hendak diteliti.
5. Metode Penelitian Pasal metode penelitian memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Pendekatan dan bentuk/cara yang dipakai untuk meneliti.
b. Penjelasan tentang populasi serta rancangan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Metode pengumpulan data dan alat pengambil data yang akan digunakan.
d. Bahan-bahan yang akan dipakai, kalau ada.
e. Alat-alat perlengkapan yang akan dipakai, kalau ada.
f. Teknik atau model analisis yang akan dipakai.
g. Rancangan aturan-aturan untuk menerima atau menolak hipotesis.
6. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian dibuat secara cermat, dengan mempertimbangkan kelayakannya.
Jadwal penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan. b. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap, dinyatakan dalam satuan bulan. c. Rincian kegiatan untuk tahap masing-masing. Bagian Akhir 1. Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka didasarkan atas pustaka yang telah dijadikan sumber dalam penyusunan rancangan usulan penelitian. Tujuan utama penyajian daftar pustaka adalah memberi informasi mengenai bagaimana orang dapat dengan mudah menemukan sumber yang disebutkan dalam rancangan usulan penelitian. Hal-hal yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka adalah seperti disebutkan dibawah ini :
a. Untuk buku :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul buku
4. Nama penerbit
5. Tempat penerbitan.

b. Untuk jurnal :
1. Nama penulis
2. Tahun penerbitan
3. Judul tulisan
4. Nama jurnal
5. Jilid ( dan nomor )
6. Halaman.
c. Untuk sumber pustaka lain dapat digunakan pedoman yang lazim.
d. Cara menulis pustaka dan artikel sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Daftar Riwayat Hidup Daftar riwayat hidup (bio-data, curriculum vitae) penyusun rancangan usulan penelitian memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Nama lengkap dan derajat akademik
b. Tempat dan tanggal lahir
c. Pangkat dan jabatan
d. Riwayat pendidikan tinggi e. Karya ilmiah
f. Pertemuan ilmiah yang dihadiri dan g. Penghargaan ilmiah, bila ada.


Dalam penulisan kali ini saya akan membahas tentang bagaimanakah proses penulisan metode ilmiah itu, dan mencoba mengaitkannya dengan contoh kasus yang ada.
*       
*      Pengertian Metode Ilmiah
*     
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan bukti fisisnyang ada dan sangat jelas. Cara untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan yang logis (McCleary, 1998). Ilmu pengetahuan seringkali berhubungan dengan fakta, maka cara mendapatkannya, jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada pun harus secara sistematis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Hubungan antara penelitian dan metode ilmiah adalah sangat erat atau bahkan tak terpisahkan satu dengan lainnya. Intinya bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan adanya metode ilmiah ini pertanyaan-pertanyaan dasar dalam mencari kebenaran seperti apakah yang dimaksud, apakah benar demikian, mengapa begini/begitu, seberapa jauh, bagaimana hal tersebut terjadi dan sebagainya, akan lebih mudah terjawab.

Kriteria Metode Ilmiah

1. Berdasarkan Fakta

Semua keterangan dan penjelasan yang ingin diperoleh dalam penelitian untuk keperluan analisis haruslah berdasarkan data-data di lapangan yang orisinil atau asli serta fakta-fakta yang nyata. Tidak diperkenankan sama sekali keterangan dan penjelasan yang didapat adalah berdasarkan perkiraan, mitos, kemungkinan-kemungkinan dan sebagainya. Bila hal ini dilakukan maka hasilnya tentunya bukan lagi sebuah kebenaran ilmiah, dan tentu saja cara yang seperti ini juga bukan merupakan suatu cara yang dapat disebut dengan metode ilmiah.

2. Tidak ada prasangka

Cara yang ditempuh untuk mencari kebenaran atau pengetahuan harus bersifat bebas dari adanya prasangka di dalamnya. Semua pertimbangan harus dilakukan dengan pikiran jernih tanpa ada pertimbangan yang subyektif. Pembuktian dan pengambilan kesimpulan harus didasarkan pada fakta dan penjelasan atau bukti yang nyata dan objektif. Apabila hasil dari suatu penelitian, misalnya, menunjukan bahwa ada ketidak sesuaian dengan hipotesis, maka kesimpulan yang diambil haruslah merujuk kepada hasil tersebut, meskipun katakanlah, hal tersebut tidak disukai oleh pihak pemberi dana.

3. Terdapat analisis

Semua data dan fakta yang telah diperoleh harus diberi penjelasan yang kuat dan memedai, tidak cukup hanya diberikan deskripsi atau gambaran singkat saja, agar mudah dipahami dan member manfaat atau makna serta berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan. Semua data, fakta atau fenomena harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya menggunakan analisis yang logis, padat, cermat dan tajam. Sebagai contoh apabila ada seorang peneliti yang melakukan penelitian dengan membandingkan kemampuan suatu bakteri dalam menghidrolisis suatu senyawa pada lingkungan dengan suhu berbeda, dan didapatkan pada suhu lebih tinggi kemampuannya lebih optimal, maka tidak cukup bagi peneliti tersebut apabila hanya menampilkan suatu grafik yang menunjukan bahwa pada suhu tinggi hasil reaksi hidrolisis lebih banyak. Sebagai penelitian yang harus memenuhi criteria metode ilmiah, maka peneliti tersebut harus menganalisis fenomena tersebut dengan tajam.

4. Terdapat hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang akan diteliti. Dengan adanya hipotesis ini peneliti dituntut dalam proses berpikir secara analisis. Semua yang akan dilakukan menggunakan tuntuunan hipotesis tersebut. Tidak berarti dan tidak selalu bahwa hipotesis selalu benar dan sesuai dengan data fakta di akhir penelitian nanntinya. Namun justru dengan itulah peneliti mempunyai panduan agar sampai kea rah sasaran dan tujuan yang tepat.

5. Objektif

Seorang peneliti harus selalu bersikap objektif dalam mencari kebenaran. Semua data dan fakta yang tersaji harus disajikan dan dianalisis secara objektif. Pertimbangan dan penarikan kesimpulan harus menggunakan pikiran yang jernih dan tidak berdasarkan perasaan.

6. Menggunakan teknik kuantitatifikasi

Dalam perlakuan terhadap data yang diperoleh terutama angka-angka dari suatu harga yang mempunyai besaran tertentu harus mempergunakan ukuran-ukuran kuantitatif yang telah lazim, seperti misalnya derajat Celcius untuk ukuran atau satuan temperature. Dalam laporan atau penulisan ukuaran atau satuan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan singkatan yang telah lazim, misalnya kg untuk kilogram dan sebagainya. Ukuran-ukuran yang tidak terkuantifikasi harus dihindari, seperti misalnya, sejauh mata memandang untuk ukuran jarak dan sebagainya.

Kerangka Metode Ilmiah

Metode ilmiah diawali dengan proses deduksi, yaitu pengambilan konsep atau sesuatu yang lain berdasarkan pengalaman atau teori yang bersifat umum. Tentu saja untuk memperdalam dan mempertegas hal ini harus diperkuat dengan studi pustaka. Dari teori atau konsep dan fenomena serta keadaan yang ada itulah kemudian baru dirumuskan permasalahan apa yang akan diteliti. Perumusan atau penetapan masalah ini diperlukan agar tidak terdapat keraguan pada saat melakukan penelitian dan juga untuk membatasi sampai sejauh mana suatu penelitian akan dilakukan.

Apabila hal ini sudah dilalui, maka tahap berikutnya adalah penyusunan hipotesis yang tak lain adalah jawaban atau kesimpulan sementara tentang hubungan dan sangkut paut antar variable atau fenomena dalam suatu penelitian. Tentunya jawaban sementara ini harus mempunyai dasar atau landasan yang kuat dan logis. Pada tahapan ini juga harus ditentukan cara-cara untuk menguji hipotesis tersebut. Cara-cara ini sangat bergantung pada disiplin ilmu peneliti dan penelitian yang dilakukan.

Selanjutnya tahap yang sangat krusial adalah verifikasi atau pembuktian hipotesis itu sendiri. Pada tahap ini yang diperlukan adalah data, dan ini dapat diperoleh dari berbagai sumber dan cara teknik sesuai denganmetode yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila penelitiannya merupakan penelitian yang berbasis eksperimen, seperti yang biasa dilakukan di bidang sains dan teknik, maka data yang diperoleh tentunya adalah data-data hasil percobaan yang telah diatur metodenya. Apabila penelitian berdasarkan survey, tentunya data yang diperoleh merupakan hasil survey dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dilakukan langsung terhadap responden baik secara langsung ataupun kuisoner. Data-data yang telah terkumpul ini selanjutnya dianalisis dan diintepretasikan menggunakan cara-cara yang sesuai. Analisi dan intepretasi ini harus dengan penjelasan yang logis dan konseptual.

Setelah analisis dan tafsiran diberikan, maka selanjutnya dilakukan tahapan induksi yaitu generalisasi dari temuan-temuan yang ada, dan berikutnya disusunlah beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus ada kaitannya dengan hipotesis, artinya bahwa kesimpulan ini menjawab semua rumusan masalah dan membuktikan apakah hipotesis yang telah dirumuskan benr atau harus ditolak.

Demikianlah kerangka metode ilmiah yang lazim dilakukan. Satu tahapan setelahnya yang tidak kalah penting adalah penyajian laporan ilmiah melalui berbagai jenis laporan ilmiah yang dapat dilakukan.

CONTOH KASUS

Dua hari menjelang Lebaran, harga cabai merah yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta semakin ‘pedas’ naik Rp 6000/kg. Harga kebutuhan pokok masyarakat lainya juga naik seperti daging ayam dan daging sapi.

Dalam kondisi normal cabai merah dijual Rp 20.000/kg. Kini harganya jadi Rp 26.000/kg. Kenaikan harga cabai dipicu tingginya permintaan masyarakat untuk kebutuhan membuat rujak asinan, sambal goreng kentang, dan rendang. “Sudah biasa, harga cabai merah mendekati Lebaran naik karena tahu banyak warga membutuhkan rempah rempah ini untuk rendang dan rujak asinan,”gerutu pengunjung Pasar Rebo, Marni, 40, Kamis (16/8).

Bila harga cabai merah naik, berbeda dengan cabai rawit yang harganya justru turun menjadi Rp 10.000/kg dari kondisi normal Rp 12.000/kg. Sedangkan harga minyak goreng curah dijual normal Rp 11.000/kg, bawang putih Rp 20.000/kg dan bawang merah Rp 10.000/kg. “Ketiga komoditi ini harganya masih stabil tak mengalami kenaikan,”ungkap Komar, 35, pedagang sayuran di Pasar Rebo.

Kenaikan harga mencolok dirasakan warga untuk adalah daging sapi dan daging ayam. Harga daging sapi melambung naik menjadi Rp 85.000/kg, mengalami kenaikan Rp 15.000/kg dari kondisi normal Rp 65.000/kg.

Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam naik Rp 2000/kg, dari Rp 28.000/kg kini menjadi Rp 30.000/kg. Kondisi kenaikan harga daging baik sapi maupun ini diprediksi masyarakat akan terus merangkan naik hingga H-1 lebaran dan bisa menembus Rp 100.000/kg. “Tahun lalu pun begitu, daging sapi menyentuh Rp 100.000/kg,”ungkap Marni.

Jaya, pedagang daging sapi, tak menampik menyoal kenaikan harga daging pada dua hari menjelang lebaran. Ia menganggapnya sudah lumrah dan biasa ketika menjelang lebaran. ” Ah, enggak usah kaget karena sudah biasa harga daging sapi ini selalu naik setiap mau lebaran,”pungkasnya. (dadan)
  

Analisis

Pengambilan Konsep 

Dari contoh kasus diatas kita dapat mengambil konsep “ Kenaikan harga bahan pokok di pasar tradisional“

Kesimpulan Sementara

Paragraf yang dijadikan kesimpulan sementara :
Dua hari menjelang Lebaran, harga cabai merah yang dijual di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta semakin ‘pedas’ naik Rp 6000/kg. Harga kebutuhan pokok masyarakat lainya juga naik seperti daging ayam dan daging sapi.

Verifikasi atau pembuktian hipotesis

Dalam kondisi normal cabai merah dijual Rp 20.000/kg. Kini harganya jadi Rp 26.000/kg. Kenaikan harga cabai dipicu tingginya permintaan masyarakat untuk kebutuhan membuat rujak asinan, sambal goreng kentang, dan rendang. “Sudah biasa, harga cabai merah mendekati Lebaran naik karena tahu banyak warga membutuhkan rempah rempah ini untuk rendang dan rujak asinan,”gerutu pengunjung Pasar Rebo, Marni, 40, Kamis (16/8).
Bila harga cabai merah naik, berbeda dengan cabai rawit yang harganya justru turun menjadi Rp 10.000/kg dari kondisi normal Rp 12.000/kg. Sedangkan harga minyak goreng curah dijual normal Rp 11.000/kg, bawang putih Rp 20.000/kg dan bawang merah Rp 10.000/kg. “Ketiga komoditi ini harganya masih stabil tak mengalami kenaikan,”ungkap Komar, 35, pedagang sayuran di Pasar Rebo.

Kenaikan harga mencolok dirasakan warga untuk adalah daging sapi dan daging ayam. Harga daging sapi melambung naik menjadi Rp 85.000/kg, mengalami kenaikan Rp 15.000/kg dari kondisi normal Rp 65.000/kg.
Kenaikan serupa terjadi pada daging ayam naik Rp 2000/kg, dari Rp 28.000/kg kini menjadi Rp 30.000/kg. Kondisi kenaikan harga daging baik sapi maupun ini diprediksi masyarakat akan terus merangkan naik hingga H-1 lebaran dan bisa menembus Rp 100.000/kg. “Tahun lalu pun begitu, daging sapi menyentuh Rp 100.000/kg,”ungkap Marni.

Kesimpulan

Menjelang lebaran sudah menjadi hal yang biasa apabila terjadi kenaikan harga bahan pokok, meningat tingginya permintaan, jadi sebagian pedagang dan pembeli tidak terlalu kaget.



sumber : fachryaje.blogspot.com
               poskotanews.com 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar