Posted 7th December 2011 by hada.siti
TUGAS
SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
“
Pengaruh Individu “
Nama : Fifi Ellin
Kelas :
3EA13
Npm :
12210769
PENGARUH INDIVIDU
1.Pengaruh Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Pengaruh individu kerap memainkan
peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada
tingkat keterlibatan yang tinggi dan resiko yang dirasakan dan produk atau jasa
memiliki visibilitas produk. Ini diekspresikan baik melalui kelompok acuan
maupun melalui komunikasi lisan.
Kelompok acuan adalah jenis apa saja
dari agregasi sosial yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku, termasuk
kelompok primer (bersemuka), kelompok sekunder dan kelompok aspirasional.
Pengaruh terjadi dengan tiga cara : (1) utilitiaian (tekanan untuk menyesuaikan
diri dengan norma kelompok dalam berfikir dan berperilaku); (2) nilai-ekspresif
(mencerminkan keinginan dan asosiasi psikologis dan kesediaan untuk menerima
nilai dari orang lain tanpa tekanan); dan (3) informasional (kepercayaan
dan perilaku orang lain diterima sebagai bukti mengenai realitas). Bila ada
motivasi untuk mematuhi norma kelompok, kita perlu menjadikan hal ini ciri dari
daya tarik pemasaran.
Pengaruh individu juga diekspresikan
melalui apa yang secara tradisional diacu sebagai “kepemimpinan opini”. Artinya
adalah orang yang dapat dipercaya, yang diacu sebagai “pemberi pengaruh”
(influential), diterima sebagai sumber informasi mengenai pembelian dan
pemakaian. Biasanya pemberi pengaruh dan pencari serupa dalam karakteristik,
dan keduanya dipengaruhi oleh media masa. Semakin besar kredibilitas di pemberi
pengaruh, semakin besar dampaknya pada orang lain.
Pemasar dapat memanfaatkan pengaruh
individu dengan memonitor komunikasi lisan dan berusaha mengendalikannya bila
komunikasi itu bersifat negative. Strategi lain mencakupi menciptakan pemberi
pengaruh yang baru, menstimulasi pencarian informasi melalui sumber ini,
mengandalkan sepenuhnya pada pengaruh antarpribadi untuk mempromosikan produk,
dan memerangi komunikasi lisan yang negatif.
MODEL PENGARUH PRIBADI
Pengaruh pribadi menurut teori bekerja dengan tiga cara yang
berbeda:
1.
Menetes (trickle
down);
2.
Arus dua langkah (two-sep
flow);
3.
Interaksi banyak tahap
(multistage interaction).
1.
TEORI MENETES
Teori paling tua mengenai pengaruh pribadi menyatakan bahwa kelas bawah kerap berusaha menyamai perilaku rekan imbangan mereka dan melalui kelas yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pengaruh dikirimkan secara vertical melalui kelas sosial, khususnya dalam mode dan gaya yang baru. Agaknya mereka yang berbeda di kelas yang lebih tinggi mengekspresikan kekayaan melalui “konsumsi yang mencolok”, dan perilaku mereka ditiru, bila mungkin, oleh mereka yang berada di dalam strata sosial yang rendah.
Teori menetes jarang diperlihatkan dewasa ini di Negara-negara yang ekonominya maju. Alasannya adalah bahwa mode baru disebarkan dalam semalam melalui media masa dan dengan cepat ditiru atas dasar barang dagangan masal. Namun, teori ini masih terlihat di dalam ekonomi kesukuan yang belum berkembang bila akses ke media masa terbatas. Namun, di sini pun hal itu menghilang dengan cepat.
Jenis pengaruh ini jauh lebih lazim terjadi di antara rekan sebaya. Pengaruh ini menjadi dikenal sebagai pengaruh homofilous, suatu istilah yang mengacu pada pengiriman informasi di antara orang yang sama dalam kelas sosial, usia, pendidikan, dan kerakteristik demografi lain.
Teori paling tua mengenai pengaruh pribadi menyatakan bahwa kelas bawah kerap berusaha menyamai perilaku rekan imbangan mereka dan melalui kelas yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pengaruh dikirimkan secara vertical melalui kelas sosial, khususnya dalam mode dan gaya yang baru. Agaknya mereka yang berbeda di kelas yang lebih tinggi mengekspresikan kekayaan melalui “konsumsi yang mencolok”, dan perilaku mereka ditiru, bila mungkin, oleh mereka yang berada di dalam strata sosial yang rendah.
Teori menetes jarang diperlihatkan dewasa ini di Negara-negara yang ekonominya maju. Alasannya adalah bahwa mode baru disebarkan dalam semalam melalui media masa dan dengan cepat ditiru atas dasar barang dagangan masal. Namun, teori ini masih terlihat di dalam ekonomi kesukuan yang belum berkembang bila akses ke media masa terbatas. Namun, di sini pun hal itu menghilang dengan cepat.
Jenis pengaruh ini jauh lebih lazim terjadi di antara rekan sebaya. Pengaruh ini menjadi dikenal sebagai pengaruh homofilous, suatu istilah yang mengacu pada pengiriman informasi di antara orang yang sama dalam kelas sosial, usia, pendidikan, dan kerakteristik demografi lain.
2.
ARUS DUA LANGKA
Pada tahun 1948, Lazarsfeld dan para koleganya mengamati bahwa
gagasan baru dan pengaruh lain mengalir dari media massa menuju pemberi
pengaruh yang pada gilirannya, meneruskannya secara lisan kepada orang lain
yang lebih pasif dalam mencari informasi dan jauh lebih sedikit terpapar pada
media masa dan sumber lain.
Walaupun model ini merupakan terobosan bersejarah untuk masanya, sekarannng ada banyak alasan untuk mempertanyakan keakuratannya. Alasan utamanya adalah khalayak tidak sepasif yang diasumsikan teori tersebut. Pertama, dampak jelas bahwa media masa memiliki dampak yang menyebar luas yang tidak terbatas pada pemberi pengaruh. Selain itu, inisiatif tidak harus terletak pada pemberi pengaruh, seperti yang diasumsikan oleh teori tersebut. Komunikasi lisan sama bila tidak lebih sering diprakarsai oleh penerimaan yang mencari advis dari teman atau kerabat yang dapat dipercaya.
3.
INTERAKSI BANYAK TETAP
Penetilian ekstensif mengenai penyebaran inovasi sebagian besar membatalkan keabsahan model arus dua langkah dengan memperlihatkan bahwa baik pemberi pengaruh maupun pencari dipengaruhi oleh media massa. Sesungguhnya, media massa dapat memotivasi pencari untuk mengancangi seseorang yang lain untuk mendapatkan advis dan bukan sebaliknya. Pemberi pengaruh jarang bertindak sebagai perantara bagi arus isi media massa, sebagaimana yang diasumsikan oleh teori dua langkah.
Pada suatu masa diterima bahwa pemasang iklan dan pembujuk
komersial lain akan mencapai dampak terbesar dengan berkonsentrasi hanya pada
orang yang memberi pengaruh. Tentu saja ada asumsi bahwa mereka akan meneruskan
apa yang mereka ketahui dari media bersangkutan. Pengertian mutakhir
memperlihatkan bahwa baik pemberi pengaruh maupun pencari adalah target yang
sah.
PEMBERI PENGARUH (THE INFUENTIAL)
METODE PENELITIAN
Terdapat tiga cara dasar untuk mengidentifikasik orang yang
memberi pengaruh :
1.
Metode sosiometrik-orang
diminta mengidentifikasi orang lain yang mereka cari untuk mendapatkan advis
atau informasi dalam pengambilan jenis keputusan tertentu.
2.
Metode informasi-kunci-orang
yang berpengetahuan digunakan untuk mengidentifikasi pemberi pengaruh di dalam
suatu system sosial.
3.
Metode penunjukan diri-orang
diminta mengevaluasi sejauh mana mereka dicari untuk diminta advis.
Dua metode yang pertama, tidak banyak dipakai dalam penelitian
pemasaran karena berfokus pada kelompok spesifik yang sudah ada dapat
diidentifikasi . namun, ada kalanya kompleks apartemen atau lingkungan tempat
tinggal di gedung yang bertingkat tinggi merupakan fokusnya. Bila demikian
halnya, metode informasi-kunci biasanya lebih disukai karena kemudahan yang
lebih besar dalam pelaksanaannya.
Bila banyak kelompok digunakan dijadikan target, metode penunjukan
diri lebih disukai. Metode ini dirancang untuk digunakan pada skala luas, dan
tampaknya memiliki keabsahan yang dapat diterima. Sasarannya adalah
mengidentifikasi apakah jenis atau kategori orang tertentu berfungsi sebagai
pemberi pengaruh dan tidak menunjuk individu itu sendiri menurut nama. Bila
mereka dapat diidentifikasi dan dipisahkan diri yang lain sebagai pangsa pasar
yang berbeda, maka adalah mungkin untuk mengarahkan upaya pemasaran dengan cara
mereka.
KARAKTERISTIK
Suatu masalah penting adalah apakah
proses pengaruh adalah spesifik produk (monomorfik) atau bertumpang tindih ke
dalam bidang-bidang produk lain (polimorfik). Walaupun banyak literature awal
yang mendukung hipotesis monomorfik,sekarang ini ada bukti bahwa pengaruh lisan
bersifat generalisasi semu (quasi-generalized), dalam hal kebanyakan berfungsi
sebagai pemberi pengaruh untuk produk terkait, tetapi tidak untuk semua produk
secara umum.
MOTIVASI
Pada umunya orang tidak akan berbagi
pengalaman mereka dengan produk atau jasa kecuali jika percakapan menghasilkan
semacam kepuasan. Motivasi yang mendorong interaksi seperti ini masuk ke dalam
satu atau lebih kategori berikut ini:
1.
Keterlibatan produk;
2.
Peningkatan diri;
3.
Perhatian terhadap orang
lain;
4.
Intrik pesan;
5.
Pengurangan disonansi.
2.PENGARUH
KATA – KATA
PENGARUH LISAN
Konsumen kerap berpaling kepada orang
lain, khususnya teman dan anggota keluarga, untuk meminta pendapat mengenai
produk dan jasa. Pengiriman informasi ini diacu sebagai pemberi pengaruh (influential).
Pemberi pengaruh juga disebut pemimpin opini, tetapi lebih menghindari istilah
hal ini karena konotasi bahwa pengirim informasi mempunyai posisi dominan atas
apa yang disebut “pengikut”. Seperti akan dilihat, pengaruh lisan biasanya
ridak diekspresikan di dalam pola hierarki seperti ini. Kapan konsumen paling
mungkin menerima dan berespons terhadap komunikasi lisan? Berdasarkan
penelitian selama lebih dari 30 tahun, adalah aman untuk menyimpulkan bahwa
pengaruh pribadi di dalam bentuk kepemimpinan opini paling mungkin terjadi
ketika satu atau lebih dari kondisi dan situasi ini ada :
1.
Konsumen tidak mempunyai
informasi yang cukup untuk membuat pilihan yang terinformasi secara
memadai.
2.
Produknya kompleks dan sulit
untuk dievaluasi dengan mengunakan kriteria yang objektif. Oleh karena itu,
pengalaman orang lain berfungsi sebagai “percobaan yang seolah dilakukan
sendiri”.
3.
Orang bersangkutan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi produk atau jasa, tidak peduli bagaimana
informasi tersebut disebarkan dan disajikan.
4.
Sumber lain dirasakan
mempunyai kredibilitas rendah.
5.
Orang yang berpengaruh lebih
mudah diakses daripada sumber lain dan dengan demikian dapat diajak
berkonsultasi dengan menghemat waktu dan tenaga.
6.
Pertalian sosial yang kuat
ada di antara pengiriman dan penerimaan.
7.
Individu bersangkutan
mempunyai kebutuhan yang tinggi akan persetujuan sosial.
DAMPAK KOMUNIKASI LISAN
Berikut ini adalah apa yang kami ketahui mengenai efek pengaruh
pribadi pada perilaku konsumen :
1.
Perbandingan dengan media
lain.
2.
Percakapan yang diprakarsai
oleh sumber versus pencarian.
3.
Informasi positif versus
negatif.
4.
Informasi verbal
versus visual.
IMPLIKASI STRATEGI PEMASARAN DARI PENGARUH PRIBADI
Pertanyaan lisan yang positif dapat menjadi salah satu asset
terbesar dari pemasar, sementara hal yang berlawanan dapat berlaku bila isinya
negative. Pengaruh pribadi tentu saja tidak dapat langsung dikendalikan oleh
perusahaan niaga, tetapi dapat distimulasi dan disalurkan dengan banyak
cara.
1.
Memonitor isi pernyataan
lisan.
2.
Kepercayaan tunggal akan
komunikasi lisan.
3.
Menggunakan pemberi pengaruh
sebagai target pasar.
Mengendalikan komunikasi
lisan yang negative
Tidak ada komentar:
Posting Komentar