TUGAS
PERILAKU KONSUMEN
“
Pendahuluan”
DI SUSUN OLEH :
FIFI ELLIN (12210769)
Kelas : 3EA13
Universitas Gunadarma Kalimalang
Fakultas Ekonomi Manajemen S1
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen
adalah proses
dan aktivitas ketika
seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan,
serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan
dan keinginan.
Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk
barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah,
sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan
yang matang.
Pengertian
Perilaku Konsumen oleh para ahli sebagai berikut :
1.
James F Engel
Perilaku konsumen di definisikan
tindak-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan
yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
2.
David L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan
sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang atau jasa (1984:6).
3.
Gerald
Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan,
proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan
organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu
akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya.
(1979:6)
Dari beberapa Definisi tersebut di atas
maka dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum, kelompok, atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapakan, menggunakan
barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di pengaruhi linkungan.
2.
Pemikiran yang Benar tentang Konsumen
1. Konsumen adalah
RAJA
2. Motivasi dan
perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen
secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4. Bujukkan dan
pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan
pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi.
Bila ke empat premis ini diabaikan,
konsekuensinya hampir selalu negatif. Kami memberikan contoh dari hasil
pemikiran yang benar maupun yang salah mengenai konsumen. Kami lebih jauh
mendemonstrasikan bahwa penelitian konsumen, bila ditanggapi dan ditafsirkan
dengan benar, memberikan masukan yang esensial untuk strategi pemasaran yang
baik dalam organisasi yang mencari laba maupun yang tidak mencari laba.
Akhirnya, penelitian juga berfungsi sebagai basis untuk pendidikan dan
perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting untuk keputusan
kebijakkan umum.
Krisis ubah perilaku konsumen
Krisis
keuangan global mungkin telah memaksa banyak orang menunda liburan impiannya.
Namun, konsumen rupanya masih mau membelanjakan uang untuk barang yang dianggap
penting, yaitu produk kecantikan dan perawatan kesehatan.
Sebuah survei internasional oleh
perusahaan riset pasar, Synovate, memperlihatkan pengeluaran untuk kosmetik dan
perawatan kesehatan tampaknya tetap bertahan. Padahal, merosotnya perekonomian
belakangan ini telah
mengubah perilaku konsumen di seluruh dunia.
Survei itu menemukan, 41% orang merencanakan membelanjakan jumlah yang sama untuk
kosmetik, seperti sebelum mulainya krisis ini. Hanya 27% yang
mengatakan mereka akan mengurangi pengeluaran.
Sementara
untuk produk-produk perawatan kesehatan, 55%
responden mengatakan mereka akan membelanjakan jumlah yang sama. Hanya hanya 17% yang akan mengurangi pengeluaran. Survei itu menanyai
11.500 orang di belasan negara, termasuk Brasil, Yunani, Meksiko, Belanda,
Rusia, Inggris, dan AS.
Walau
ada prakiraan ekonomi yang suram di negara mereka, responden dari Denmark,
Brasil, dan Malaysia merupakan yang paling optimistis mengenai kekuatan
perekonomian mereka. Adapun mereka yang dari AS dan Inggris adalah responden
yang paling pesimistis.
AS telah terjebak dalam resesi
ekonomi. Sementara data bulan Desember memperlihatkan Inggris bergerak mendekat
ke resesi. Krisis ekonomi dunia muncul sejak tahun lalu, berawal dari krisis
sektor perumahan AS yang kemudian memukul pasar keuangan global dan mengimbas
ke perekonomian dunia.
Secara
keseluruhan, konsumen di banyak negara mengatakan mereka mengurangi pengeluaran
uang untuk barang- barang mewah. Hanya 10% dari responden di Brasil yang
mengakui akan membelanjakan lebih banyak untuk barang mewah. Sementara 49% penduduk Hongkong dan 72% warga
Denmark mengatakan, pengeluaran mereka untuk barang-barang mewah akan tetap
sama.
Lebih
banyak konsumen, terutama di Brasil, Inggris, Perancis, Yunani, dan AS,
mengatakan, mereka akan lebih ketat melihat harga sebelum berani melakukan
transaksi.
Namun, banyak pembeli di Malaysia,
Taiwan, dan Hongkong yang mengatakan mereka tidak terlalu memerhatikan
harga barang sebelum membeli.
Kini,
membeli tanpa perencanaan menjadi cerita lalu. Tak ada lagi pembeli yang
membeli hanya karena suasana hati. Ini yang dungkapkan sekitar 82% orang Amerika, 76% orang Inggris, 78% orang Belgia, dan 70% orang Perancis. Namun, 55% orang Hongkong dan 72% orang Denmark mengatakan membeli
secara impulsif dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Berlibur dan barang-barang bermerek
merupakan yang hal pertama yang harus dikorbankan kala anggaran keluarga
dipotong. Namun, pilihan-pilihan ini berbeda di seluruh dunia.
Bagi orang Amerika dan Yunani, makan
di restoran bersama keluarga dan teman adalah hal pertama yang dicoret.
Sementara orang Romania menunda membeli alat-alat berteknologi tinggi. Orang
Serbia memilih mengorbankan liburan, tetapi 81%
orang Denmark menyebut tak ada yang mereka korbankan.
3. Pemikiran Konsumen Sebagai Suatu Bidang yang Dinamis
Pendekatan dalam
meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam
meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan
hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang
dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi
konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan
menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan
tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif,
sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan
ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen
memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial
terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains
marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan
hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk
memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi,
yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki
nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi
marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah
perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan,
tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Roda Analisis
Konsumen
Roda analisis konsumen adalah kerangka
kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami
perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih
baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi,
lingkungan, dan perilaku.
Afeksi dan kognisi
Elemen pertama adalah afeksi dan
kognisi. Afeksi merujuk
pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau
kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu
pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu
produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan
sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang
sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe
respons afektif: emosi, perasaan
tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe
tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini
berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang
dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu
terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan
pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut.
Bila intensitasnya lemah, maka
pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem
kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi,
merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses
menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam
sebuah lingkungan. mengevaluasi
berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau
buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti
menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan.
Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan
menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang
terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah
untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari
pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi
menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi
sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk
memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem
kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya.
Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam
beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah
produk.
Metode–Metode
Penelitian Perilaku Konsumen
Ada
dua macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang bersifat eksplorasi dan
penelitian tentang kesimpulan konsumen
Ø
Penelitian ekplorasi : Metode yang digunakan dalam penelitian ekplorasi
konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan kelompok.
Ø
Metode mempengaruhi konsumen : Melalui pemberian sugesti kepada konsumen secara
sepontan
1.
Metode memusatkan atau mempokuskan kelompok konsumen. Kelompok konsumen
tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap masalah-masalah yang ada
dalam pasal.
2.
Pendekatan penelitian konsumen
Penelitian eksplorasi tidak di
rencanakan untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan
konsumen. Oleh karena itu, peneliti megenai kesimpulan konsumen terhadap sutu
produk, mereka dan pelayanan itu penting peneliti kesimpulan konsumen dapat
juga digunakan menentukan apa yang mempengaruhi konsumen
Pendekatan
penelitian konsumen Ada dua pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian
cross-soctional dan longitudinal.
Pendekatan penelitian cross-sectional :
Pendekatan ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang
menggunakan waktu secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku
konsumen pada watu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu
produk dalm momen waktu tertentu.
Pendektan penelitian longitudinal:
Pendekatan ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi
dalam beberapa periode waktu tertentu, Misalnya : mengadakan penelitian
mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama
beberapa waktu. Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu
yang relative lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan
waktu yang relative singkat atau sesaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar